Find us on Google+ Tengkleng Bu Edi Pasar Klewer Solo | RESEP MASAKAN DAN MANFAAT ANEKA BUAH

Tengkleng Bu Edi Pasar Klewer Solo

Posted by RESEP MASAKAN DAN MANFAAT ANEKA BUAH on Sunday, October 6, 2013

WELCOME TO MY BLOG,,,,,

Tengkleng Bu Edi Pasar Klewer Solo
 Mencicipi Tengkleng Pasar Klewer Solo
Bergeser ke Solo, rasanya tak afdol bila tidak menikmati tengkleng. Makanan khas Solo itu berupa tulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, dan kuah yang pedas-manis. Salah satu penjual tengkleng yang terkenal di Solo adalah Bu Edi, yang berjualan di Pasar Klewer.

Tempatnya berjualan sangat sederhana. Bahkan sulit dikatakan berwujud warung. Sebab, hanya menempel di gapura Pasar Klewer di sisi utara. Sebagai penutup adalah terpal ukuran 3x4 meter. Di bawah terpal, untuk penikmat tengkleng hanya disediakan dua buah kursi panjang tanpa meja. Si penjual pun melayani pembeli dengan duduk di kursi panjang, yang sekaligus menjadi untuk meletakkan panci berisi tengkleng.

Kini tengkleng Bu Edi dikelola anaknya, Sulistri, 34 tahun. Generasi keempat penjual tengkleng di keluarga Bu Edi ini mulai berjualan pukul 13.00. “Biasanya jam 16.00 sudah habis,” katanya. Sekali berjualan, dia membawa 4-5 panci ukuran besar.

Dalam sehari dia mampu menjual 40 buah kepala kambing yang sudah dipotong-potong, tulang kambing seberat 50 kilogram, 80 buah kaki kambing, dan 20 kilogram jeroan kambing. Menu yang paling diminati konsumen adalah tengkleng iga, lidah, sumsum, kaki, mata, dan pipi. Harganya berkisar Rp 15-30 ribu.

Bu Edi, kini 63 tahun, mulai berjualan tengkleng sejak 1971. Dia meneruskan usaha yang dirintis nenek dan ibunya sejak sebelum masa kemerdekaan. Waktu itu Bu Edi berjualan keliling pasar. “Pembelinya masih sedikit. Jarang ada yang beli,” ujar Sulistri.

Sekitar awal 1980-an, dia mulai menetap di tempat berjualan sekarang. Penggemar tengkleng pun semakin banyak, dari masyarakat biasa sampai pejabat. “Saya sering mengantar tengkleng ke rumah dinas Pak Jokowi (Joko Widodo) di Loji Gandrung,” katanya.

Sulistri juga kerap diminta memasak tengkleng di Jakarta saat hari raya Idul Fitri. “Saya diminta memasak tengkleng di rumah Pak Wiranto dan Pak Harmoko. Tiap Lebaran saya ke Jakarta,” ujarnya.

Sulistri mengaku tidak ada bumbu rahasia dalam masakan tengkleng Bu Edi. Bumbu yang dipakai sama seperti yang digunakan penjual lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, merica, ketumbar, lengkuas, dan jahe. “Tapi kami tidak pakai santan,” katanya. Ciri khas tengkleng Bu Edi justru di penyajian, yang tidak memakai piring. “Kami menggunakan pincuk.”

Tengkleng Bu Edi tidak buka cabang di tempat lain. Tapi dua anaknya membuka usaha serupa di area wisata kuliner Gladag Langen Bogan dan di sekitar Pasar Jongke. Bu Edi memulai usaha dengan modal Rp 50. Kini, omzet penjualannya sehari bisa jutaan rupiah. “Sekarang banyak yang suka makan tengkleng. Sudah jadi kuliner khas Solo,” 

Blog, Updated at: 3:10 PM
Powered by Blogger.

Popular Posts